Saya mendapatkan komputer ini dari Baris, CEO Endless Solutions jaman saya masih jadi ambassador pada 2017. Sudah terpasang Endless OS dan berfungsi dengan baik. Beberapa hari ini saya memutuskan untuk mengganti OSnya dengan OS apapun yang memungkinkan.
Pengujian pertama dengan openSUSE Tumbleweed, pemasangan berjalan mulus, masuk desktop agak kacau dikarenakan layar HDMI dianggap sebagai layar extended. Jadi harus mengarahkan kursor yang tepat dan mengatur ulang layar beserta resolusinya. Setelah masuk desktop, wireless tidak bisa digunakan. ini sudah sesuai prediksi. Pasang firmware non-free juga tidak membuahkan hasil.
Pengujian berikutnya dengan Ubuntu 20.04 yang masih Beta. Hampir sama, perbedaannya hanya si Ubuntu sedikit lebih pintar mengenali layar dari pada openSUSE. Namun tetap perlu mengatur resolusi layarnya. Wireless juga sama-sama tidak bisa digunakan walaupun sudah memasang firmware non-free.
Ceritanya kemarin gak sengaja beli PSP 3006 dari seorang kawan. Setelah diliat-liat dan dipelajari sedikit, akhirnya diputuskan cari-cari permainan dari internet. Berkas yang bisa dijalankan di PSP adalah iso. Waktu unduh dapatnya berkas cso.
Googling-googling akhirnya nemu yang aplikasi konverter untuk BlankOn, harus masang manual sih, tapi setidaknya sudah mencukupi kebutuhan. Mungkin bisa dipaketkan oleh tim pemaket BlankOn.
Akibat kena kompor oleh beberapa teman-teman Pengembang BlankOn akan masa depan gadget dan prosesor ARM, mau tidak mau saya perlu belajar walaupun hanya secuil.
Hal pertama yang saya temukan adalah mencoba memasang ubuntu di perangkat Android. Walaupun sebatas chroot. Tapi itu sudah cukup untuk pemula seperti saya.
Awalnya saya mencoba beberapa rootfs yang tersedia di internet, namun karena merasa kurang pas akhirnya saya berfikir lebih baik meracik sendiri. Tentunya dengan sebuah aplikasi dan aplikasi tersebut bernama rootstock.
Untuk membuat racikannya cukup mudah, berikut langkahnya :
Yang perlu diperhatikan adalah bagian –seed. Bagian tersebut yang meracik paket-paket apa saja yang akan disertakan. Saya mengambil contoh sederhana dan minim adalah dengan memasang openssh-server dan build-essential. Setelah perintah tersebut dijalankan, si rootstock akan mengunduh beberapa paket-paket yang terkait untuk dijadikan sebuah berkas rootfs.
Setelah proses meracik oleh rootstock selesai, nanti akan ada berkas seperti armel-rootfs-201109292253.tgz. Itulah berkas rootfs yang akan digunakan.
Langkah selanjutnya adalah dengan membuat berkas image. Berkas image ini nantinya akan dijalankan melalui emulator QEMU. Berikut cara membuat berkasnya :
Nanti akan menghasilkan berkas ubuntu-arm.img yang berukuran 2GB. Kalau ingin menjadi 1 GB, berkasi seek=2048 diganti menjadi seek=1024.
Langkah selanjutnya adalah dengan memformat berkas image tersebut. Berikut langkahnya :
$sudo mkfs.ext3 -F ubuntu-arm.img
Setelah diformat, berkas image tersebut perlu dimuat ke sebuah folder untuk diisikan berkas rootfs hasil racikan rootstock. Berikut langkahnya :
$sudo mount -o loop ubuntu-arm.img /mnt
$sudo tar -C /mnt -zxf armel-rootfs-201109292253.tgz
$sudo umount /mnt
Langkah berikutnya adalah menjalankan QEMU untuk menguji apakah berkas image tadi bisa digunakan apa tidak. Sebelumnya kita perlu mengunduh kernel qemu di http://ports.ubuntu.com/ubuntu-ports/dists/lucid/main/installer-armel/current/images/versatile/netboot/vmlinuz.