Catatan Perjalanan Bogor – Surabaya

Sebenere banyak lamunan perjalanan yang susah kecatat, karena saya ndak punya Jarvis untuk membantu mencatat. Saya rangkum apa yang saya ingat terlebih dahulu, nanti kalau ada yang kelewat, akan ditulis di postingan baru.

Kenapa saya melakukan perjalanan ini? Saya sebenere penasaran dengan daya tahan tubuh saya yang sudah mulai lewat usia kepala tiga. Saya juga penasaran bagaimana motor yang saya punya ini kalau dipakai jalan jauh. Hal lain adalah saya mengalami sebuah kebosanan rutinitas. Saya perlu mencari petualangan baru. Dan alhamdulillah, ternyata ada kunjungan bisnis di kota Pekalongan dan kota Surabaya.

Rute mana saja yang saya ambil dan strateginya? Total jarak tempuh kurang lebih 800 km menurut odometer motor . Saya memulai dari Bojong Gede, Kabupaten Bogor, mengambil jalur Jalan Raya Tapos ke Cileungsi dan lewat Bekasi dan ikut jalur Pantura. Saya membuat SOP ke diri sendiri selama peralanan ini. Adapun SOPnya kurang lebih sebagai berikut:

  1. Berhenti (bukan parkir lho!) setiap 45 atau 60 perjalanan untuk melepas helm sejenak, biar lehernya tidak terbebani terus menerus dengan helm.
  2. Istirahat minimal 15 menit tiap 2 jam perjalanan.
  3. Tidak melarikan motor melebihi 100 km/jam. Ya sempat sih bablas ke 105 km/jam.

Saya melakukan perjalanan dari Senin pagi, diajak makan siang di wilayah Subang oleh mas Asep. Bermalam di Pekalongan selama dua malam di markas Redlongs Cafe. Satu malam istirahat, satu malam untuk urus-urus pekerjaan. Rabu pagi mulai meluncur ke Semarang untuk makan siang bersama calon pejabat, mas Eka. Lalu melanjutkan ke Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban sebagai tempat pemberhentian.

Saya menginap beberapa hari di Jenu karena harus bermain dengan anak-anak saya. Senin berikutnya saya meluncur ke Surabaya untuk ketemu rekan-rekan KLAS serta juragan sebuah ISP untuk membuat satu bisnis baru bersama rekan-rekan.

Kondisi jalan bagaimana? Sepajang jalan dari Bogor ke Surabaya, secara umum jalannya bagus. Jalanan dengan tingkat kerusakan cukup merata berada di propinsi Jawa Timur. Bahkan masuk di kota Surabaya, jalanan masih ada yang bergelombang parah dan tergenang banjir di banyak titik. Perbandingan dengan kota Semarang yang sama-sama di pinggiran dan dengan kendaraan besar-besar (truk),  wilayah Semarang jauh lebih baik.